Jumat, 12 Februari 2016

Menengok Indahnya Curug Kaliterus

Full, tinggi loh
Selamat pagi kalian para pemburu keindahan. Kali ini saya akan berbagi cerita liburan saya ke Curug Kaliterus. Curug Kaliterus atau Curug Silangit Kaliterus berada di Dusun Kaliterus Desa Karanggayam Kecamatan Karanggayam. Perjalanan saya dimulai dari rumah (Kecamatan Alian) pastinya. Sebenarnya saya sudah dengar semriwing-semriwing soal curug yang satu ini dan berharap ada komunitas-komunitas petualang atau fotografi yang mengunjunginya eh tapi langka sekali. Akhirnya pas saya pulang kampung saya sempatkan ke curug ini meski Alian-Karanggayam cukup jauh. Buat Kebumen apa sih yang enggak dibela-belain #ciek 

Ohya mohon maaf sebelumnya kalau foto yang terpampang menggangu tidak sedap dipandang mata karena saya gak bisa cara foto yang baik dan benar sesuai peraturan perfotografian (bilang aja lokasinya sulit buat ambil foto full karena saking tingginya air terjun). Nah maka dari itu kalian yang suka jepret dengan teknik mahadewa bisa lah ya nanti di up ini curugnya.

Satu lagi soal curug ini adalah keterlibatan mahasiswa KKN salah satu perguruan tinggi swasta (PTS) islam di Kebumen tahun ajaran 2015/2016 yang baik hati membuatkan petunjuk arah di tepi jalan raya Karanggayam-Karanganyar jadi pengunjung tidak akan kebingungan/ kebabalasan Terima kasih kakak-kakak ketjeh yang saya lupa itu dari PTS mana, kalau kalian merasa, coret-coretlah dibawah ya kak :D

Rute

Saya bersama saudara say, Roni, menunggangi sepeda motor menelusuri jalan nasional 3 ruas Kebumen - Karanganyar. Dari arah Kebumen Kota/ Sruweng/ Yogyakarta/ Purworejo sesaat sampai di pusat Kota Kecamatan Karanganyar akan menemui perempatan dengan papan petunjuk jalan dengan rincian lurus ke Jakarta atau belok kanan ke KARANGGAYAM. Nah, disitu saya ambil kanan atau menuju Jl. Ampera. Kemudian terdapat palang perlintasan KA di timur Stasiun Karanganyar. Setelah itu saya mengikuti jalan lurus dengan mengabaikan banyaknya perempatan nan ramai yang ada disana.

Hanya 8 menit dari Karanganyar broh!

Setelah itu saya melewati sebuah jembatan diatas Sungai Karanganyar, itu berarti saya memasuki Jl. Raya Karanganyar-Karanggayam. Saya mengikuti jalan satu-satunya itu hingga melewati Desa Plarangan Kecamatan Karanggayam (Mata harus rajin membaca/ melihat bangunan pemerintahan seperti Balai Desa). Tak lama setelah meneinggalkan Desa Palarangan saya menemukan sebuah petunjuk/ tulisan di kanan jalan berwarna hijau, dekat jembatan. Disana ada tulisan Curug Silangit Dukuh Kaliterus. Kalau bingung klik tautan rute berikut ini: Rute ke Curug Kaliterus dan saat kamu sampe ujung rute (garis biru habis) ini berarti kamu sudah harus berhenti atau kamu tepat ada di depan papan petunjuk di sebelah kanan dan dua rumah di sebelah kiri pas jalan (Rumah pak RT sekaligus buat warung) Kalau masih bingung (hmmmmm) kamu nampaknya harus tanya ke warga. Okey!

Saya kemudian turun dan bingung karena petunjuk tersebut menunjuk ke gang dengan jalan menanjak hebat di kiri jalan. Bingung, saya akhirnya bertanya kepada papa muda yg sedang menggendong anaknya di depan rumah dengan seoarang wanita (tetangga).

Saya: Permisi. Mbak Curugnya masih jauh tidak?
Mbaknya: Masih jauh mas
Saya: Ada sekilo tidak?
Mbaknya: Gak ada kok
Saya: Motor bisa naik keatas gak pak?
Papa Muda: Bisa, tapi licin mas.
Saya: Kalau nitip disini boleh gak pak kira kira?
Papa Muda: Boleh mas, sini saja

Dibawah air terjun, hati2 Licin bro
Kemudian saya menitipkan kendaraan di samping rumah di tepi jalan raya (depan rumah pak RT). Lalu saya berjalan kaki ke arah curug dengan medan menanjak namun kondisi bagus (jalan cor). Saya berajalan sekira 500 meter, 300 meter sebelum curug terdapat persimpangan. Kanan ke Purwosari, kiri ke Curug. Saya ambil kiri dan melintasi depan dua rumah warga palig terakhir sebelum masuk ke kebun-kebun. Dengan mengikuti jalan setapak saya mendengan gemerujug suara air. Tak pikir panjang saya langsung mengikuti jalan setapak yang ada sembari menuju sumber suara.

Jreng..... akhirnya saya bisa mengunjungi Curug Kaliterus. Curug ini saya ekspektasikan tidak tinggi namun setelah saya melihat dengan mata telanjang bulat saya ternayata tinggi sekira 30 meter. Formasinya apik karena air benar benar terjun bukan merayap di dinding batu. Airnya tidak terlalu deras sehingga bak air hujan kala sesaat menyentuh dasar. Dibawahnya tidak ada kolam hanya batuan yang sebagian sudah ambles. Uniknya tebing batu dibagian tengah cenderung menjorok ke dalam serta berwarna coklat kekuning kuningan. Disekelilingnya ditumbuhi tanaman yang hijau. Sungguh kombinasi yang sangat indah.

Aaaaaaaaaaaaaaaaaa
Meski lokasinya dekat dengan pemukiman penduduk namun curug ini masih alami dan sunyi. Hanya ada suara gemerujug air dan gesekan pohon bambu yang ada disana. Segar airnya membuat siapa saja betah berlama lama di curug ini. Selain itu airnya bersih dan disekitar curug tak ditemui banyak sampah organik maupun rumah tangga. Pepohonan di sekitarnya nampak asri dan terjaga. Membuat teduh, sejuk suasana curug. Secara keseluruhan curug ini indah dan bikin ketagihan.

Curug Kaliterus ini berada di aliran sungai yang kecil. Bahkan sungai ini tak terdeteksi oleh google map. Sungai kecil ini berhulu di Bukit Tutukan serta hanya melewati persawahan dan beberapa rumah warga sehingg tak banyak sampah yang terbwa arus sungai. Namun karena memiliki Daerah Aliran Sungai (DAS) yang sangat kecil maka curug ini hanya sedap dipandang saat musim penghujan saja, bahkan sesaat setelah hujan. Hal itu karena airnya yg akan melimpah berbeda saat kemarau yang akan kering kerontang. Oke gaes, begitulah sedikit cerita saya saat berkunjung ke Curug Kaliterus. Salam.....



Tidak ada komentar:

Posting Komentar