Bukit Rayang |
Sesuai dengan janji saya pada tulisan sebelunya. Kali ini saya akan mengulang soal Bukit Rayang yang ada di Desa Sendangdalem Kecamatan Padureso, Kabupaten Kebumen. Bukit Rayang memiliki sebutan lainnya bagi warga sekitarnya seperti Gunung Kemangi dan Gunung Merayang. Bukit Rayang merupakan puncak di Perbukitan Silender yang paling utara. Ketinggiannya hanya 247 meter diatas permukaan air laut. Secara fisik, Bukit Rayang berupa dua buah batu besar yang ''nangkring'' diatas gundukan punggungan bukit.
Sejumlah bukit disekelilingnya antara lain Bukit Larawudu, Bukit Munggang dan Bukit Pringtutul. Sejatinya ketiga bukit tersebut terpisah dengan Perbukitan Silender dengan ditandai dengan ketinggiannya yang berbeda cukup kentara. Selain itu diantara Bukit Lendersangan dan Bukit Pringtutul konturnya akan menipis dan tidak lebar. Hal tersebut didukung dengan dugaan adanya Patahan Kedunglesung yang memotong perbukitan ini tepat diantara kedua bukit tersebut.
Bagi wisatawan yang mengunjungi Waduk Wadaslintang melalui Kecamatan Alian, atau sebaliknya belum afdol kalau belum berfoto dengan latar bukit ini. Lokasinya yang berada dekat Jembatan Sungai Sedangdalem membuat bukit ini sangat familiar bagi siapa saja yang pernah melintas tersebut. Dibawahnya tak jauh terdapat penambangan batu alam sementara disekitar Jembatan terdapat kebun tebu yang akan hijau memanjakan mata kala musim penghujan tiba.
Jembatan Sendangdalem |
Di sekitar Bukit Rayang masih dijumpai hutan dengan kebun-kebun milik warga. Kata UMI DWI ASTUTI (Hahahahahha) konon masih ada monyet-monyet berkeliatan disana. Tak sekedar monyet biasa melainkan monyet putih. Bule kali ya atau sudah tua jadi beruban. Bukit Rayang ini memisahkan sebuah dusun hingga akhirnya muncul dua nama dusun baru, yakni Lor Gunung dan Kidul Gunung. Dusun Lor Gunung berarti dusun yang berada di utara (Lor) gunung (Rayang). Sedangkan Dusun Kidul Gunung berarti dusun yang berada di selatan (Kidul) gunung (Rayang).
Tepat didepan Bukit Rayang terdapat pertiggan jalan. Masing-masing untuk menuju sejumlah desa Kecamatan Alian, Waduk Wadaslintang dan menuju Desa Rahayu (Kecamatan Padureso). Dibawah jembatan Sendangdalem terdapat sungai yang beair jernih dan segar saat msuim penghujan namun akan berbau anyir saat msuim kemarau. Sungai bernama Badegolan tersebut merupakan sungai yang mendapatkan air utama dari limpahan Waduk Wadaslintang.
Sungai Badegolan |
Sungai ini kadang digunakan oleh pecinta alam dari perguruan tinggi maupun umum untuk aktivitas canoying atau rafting. Meski tak banyak memiliki jeram namun sungai ini bisa menjaga debit air stabil sesuai kondisi waduk. Selain itu airnya jernik bak air kolam renang. Bagi kalian yang ingin mencoba canoying di sungai ini langkah pertama adalah izin. Yap, izin melalui petugas PLTA dibawah Waduk Wadaslintang. Selain itu harus membawa peralatan pendukung sendiri. Start pointny ada di depan PLTA Wadaslintang dan akan berakhir di Waduk Pejengkolan atau tepatnya di Obwis Kedungdowo Adventure Park.
Dengan demikian range Sungai Badegolan untuk canoying sekira 7 kilometer. Jeram di Sungai Badegolan tergolong sedikit dan tidak sulit sehingga nantinya akan banyak mengikuti aliran tenang terutama semakin ke hilir. Pemandangan dikanan kirinya berupa kebun warga dan sawah-sawah jadi akan tidak membosankan melalukan aktivias acnoying di sungai ini. Sebenarnya potensi canoying di Sungai Badegolan menjanjikan tapi belum ada yang berani mengelolanya. Demikian sedikit ulasan soal Bukit Rayang dan Sungai Badegolan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar