SKM di hilir (Kaltim Post) |
SKM di Lempake |
Sungai Karang Mumus mempunyai beberapa anak sungai gaes. Yang paling besar adalah Sungai Pampang Kiri dan yang paling kecil adalah Sungai Jelawat. Daerah Aliran Sungai (DAS) Karang Mumus seluas 321,574 Km2 dengan dua sub-DAS yaitu Karang Mumus dan Lempake. Anak sungai SKM yaitu (dimulai dari hulu):
1. Sungai Karang Mumus Kiri
2. Sungai Bawang
3. Sungai Pampang Kanan
4. Sungai Lantung
5. Sungai Siring
6. Sungai Binanga
----- Waduk Benanga ------
7. Sungai Muang
8. Sungai Bayur
9. Sungai Betapus
10. Sungai Lempake
11. Sungai Bengkuring
12. Sungai Sempaja
13. Sungai Lingai
14. Sungai Mugirejo
15. Sungai Gunungkelua
16. Sungai Pinang
17. Sungai Jelawat
Waduk Benanga |
Luas Waduk Benanga yaitu 387,10 Ha dengan kedalaman air 1-2 meter. Dimana 374,10 Ha-nya tertutup gulma. Selain sebagai pengendali banjir, waduk ini juga sebagai penyedia kebutuhan irigasi bagi lahan seluas 350 Ha di Kota Samarinda. Dahulu bendungan ini merupakan sebuah bendung saja namun karena tampungan airnya yang cukup besar dinaikan statusnya menjadi Bendungan. Menurut data Konsultan Sumber Daya Air (SDA) Pekerjaan Umum (PU) Kaltim, Bendungan dengan panjang 180 meter ini awalnya bisa menampung 1,3-1,4 juta meter kubik air namun pada 2015 hanya bisa menampung air 560 meter kubik air saja. Luar Biasa! (Sumber: Pro Kalitim). Waduk Benanga pernah jebol di Bulan Agustus Tahun 1998. Akibatnya Kota Samarinda alami banjir terparah saat itu. Tinggi banjir bahkan sampai atap rumah penduduk. beberapa sumber menyebutkan 4 orang tewas akibat dampak banjir tertebut. Untuk tak mengulangi kejadian tersebut pihak berwenang melakukan perbaikan berkala sepeti pada 2009 dan 2013.
Luapan SKM April 2017 |
Baru-baru ini, April 2017 akibat hujan deras setiap malam berturut-turut banjir parah kembali terjadi akibat luapan SKM. Menurut sejumlah media menyebutkan 2.200 rumah terendam banjir berhari-hari. Wilayah yang terendam adalah wilayah yang berada dekat dengan alur SKM. Terparah berada di Bengkuring dan Gunung Linggai. Bahkan beberapa kabar meresahkan warga yaitu pintu air Bendungan Lempake dibuka, namun kabar tersebut dimentahkan petugas berwenang. Pada 5 April 2017 pos pemantau hujan Temindung mencatat curah hujan 56 milimeter dalam waktu 5 jam! Sehingga tergolong tinggi. Curah hujan kemudian berangsur turun hari berikutnya. Karena itu juga Bendungan Lempake sempat menyentuh level siaga III.
Jika diamati banjir yang kerap terjadi akibata luapan SKM ini dapat diketahui lokasinya yang selalu menggenang wilayah di bagain tengah DAS SKM hilir tepatnya diantara Waduk Benanga hingga Pasar Segiri. Lebar SKM sangat sempit dibelakang Pasar Segiri karena rumah-rumah berhimpitan bahkan sampai nangkring diatas sungai. Bahkan sampai ke Jembatan Jl. Lambung Mangkurat.
Titik ini disinyalir sebagai biang lamanya banjir surut karena output menuju Sungai Mahakam yang tidak lancar. Kadang mau tak mau air harus mencari jalan dengan menggenangi wilayah sekitar Jl, Hasan Basri/ wilayah timur alur sungai lantaran di depan Pasar Segiri terdapat bukit kecil.
Menurut saya solusi mengatasi banjir SKM adalah menormalisasi/ melebarkan SKM terutama dibagian tengah. Rumah-rumah direlokasi serta pengerukan sedimentasi SKM dan Waduk Benanga yang sudah gila-gilaan itu agar bisa lebih banyak menampung air. Pembangunan dua bendungan dihulu seperti rekomendadi pusat, masing-masing di Sungai SKM Hulu dan Sungai Pampang Kiri bisa menjadi solusi sepertinya untuk menahan laju air ke hilir/ Waduk Benanga. Kalau banjir diluar SKM ya warganya harus jangan buang sampah sembarangan dan harus rajin bersihkan parit. Itu menurut saya pribadi ya hihihihihihi 👽👽👽👽👽
Sekian sok tau sok tau nya kali ini...............
Tidak ada komentar:
Posting Komentar