Hallo, kembali lagi nih
saya nulisnya. Hari minggu yang cerah di Kota Samarinda. Seperti biasa cuma
bermalas-malasan di kantor. Namun tiba-tiba saya ingat perjalanan saya dengan
saudara saya Roni (kita) ke Pantai Pecaron pas lebaran kemarin.
:( Pantai Pecaron itu
dimana sih?
:) Di Desa Srati
kecamatan Ayah Kebumen
:( Lha, kapan om balik
kampung?
:) Kan saya sudah bilang diatas, PAS LEBARAN
kemarin
Kita mengunjungi Pantai
Pecaron setelah pulang dari Pantai Menganti (tetanggaan nih pantai kan).
Pantai Pecaron atau nama terkenalnya Pantai Pecaron INDAH! Tapi jujur sih lebih
suka nama Pecaron saja daripada ada nama INDAH di belakangnya. Kesannya jadi
tidak alami dan terlalu pasaran. Pintu masuk Pantai Pecaron
dari jalan raya Ayah - Karangbolong berada di kiri jalan jika kamu berkendara dari arah Pantai Karangbolong dan kanan jalan jika kamu dari arah Pantai Ayah atau Pantai Menganti.
Ada satu jalan masuk sejenis gang di tepi kelokan tajam dan naik. Jika saya gak salah di sebelahnya terdapat warung/toko yang juga tempat untuk tempat Foto Copy. Tidak usah bingung, diatas gang tersebut ada petunjuknya yakni ada spaduknya 'gede' bertuliskan ''Welcome to Pantai Pecaron INDAH''. Tapi waktu itu saya juga bingunghahahhahahaha. Karena bingung dan tidak yakin berapa jauh rute menuju pantainya, saya
bertanya dengan si empunya toko yg sudah tua.
Ada satu jalan masuk sejenis gang di tepi kelokan tajam dan naik. Jika saya gak salah di sebelahnya terdapat warung/toko yang juga tempat untuk tempat Foto Copy. Tidak usah bingung, diatas gang tersebut ada petunjuknya yakni ada spaduknya 'gede' bertuliskan ''Welcome to Pantai Pecaron INDAH''. Tapi waktu itu saya juga bingung
Saya: Pak, Pantai
Pecaron berapa jauh dari sini?
Dia: Gak sampai satu kilo(meter)
mas.
Saya: Disana ada tempat
parkirnya?
Dia: Ada, jalannya
sampai pantai.
Saya: Terima kasih pak
Dia: Oke, you're
welcome.
Saya: ???????? #heran
Kemudian saya dan Roni masuk ke
gang menurun tersebut. Dan saat itu tahun 2013 jalannya jelek banget broh (ga tau sekarang). Jadi
jalannya itu sisa aspal yang sudah pecah dan mengelupas terutama di rute-rute awal. Di beberapa titik
malah batuan + turunan. Meski sempat slip roda motor saya akhirnya saya
memutuskan untuk turun dan jalan kaki menuruni jalan. Setelah jalan datar kita
melanjutkan perjalanan membelah perkampungan Desa Srati. Karena habis hujan
juga, jalanan jadi becek dan 'grunjal-grunjul'. Tapi sepanjang jalan itu
ditemani aroma gula jawa yang semerbak wangi.
Setelah melewati
perkampungan dan semakin ke selatan, jalan makin mulus namun sempit. Dan kita
temukan pos pemungutan tiket. Tapi kemana orangnya?? Karean tidak ada penjaganya, kita bablas saja makin ke selatan. Pemandangan berubah
dari perkampungan menjadi perkebunan dan bukit tinggi menjulang dengan sungai yg ciamik di tengah
lembah (Jadi jalannya itu di antara dua perbukitan). Di beberapa titik jalan tertutup
longsoran, maklum habis hujan. Pemandangan yang amat menakjubkan menurut saya.
Bukit itu tinggi menjulang. Perbedaan yang kontras dengan dalamnya lembah di bawahnya. Jadi kemiringan lereng bukit tersebut memang sangat terjal. Setelah
menembus lahan yg juga dipenuhi ilalang akhirnya kita melihat laut dan suara debur ombak.
Jalan beraspal yang sepit tadi segera
terputus dan menyambung ke jalan pasir basah setelah diguyur hujan. Terdapat
bangunan disana yang kosong dan sepi. Bangunannya mirip pelalangan ikan yang mangkrak. Puluhan pohon kelapa dengan
peralatan mengambil nira bergelantungan menjadi pemandangan pertama yang dilihat dan sekaligus paling diingat. Kemudian
kita memarkirkan sepeda motor di dekat bangunan tadi. Sempat bingung dan takut dengan keamanannya tetapi syukurlah ada petani nira sedang
beraktivitas. Setelah memarkirkan sepeda motor kita kemudian bergegas ke area Pantai.
Sama seperti saat ke Pantai Menganti, kondisi Pantai Pecaron juga usai dilanda hujan deras dan disini sedang badai karena angin laut bertiup sangat kencang hingga membawa bulir bulir air ke daratan. Pemandangan tak begitu jelas karena ''hujan lokal'' tadi. Hanya ada empat orang disana yangs edang berkunjung. Pantai Pecaron ini memiliki muara sungai, yakni Sungai Watugemulung. Bekas-bekas air pasang
sangat jelas terlihat dengan banyaknya sampah organik maupun non organik yg terbawa sungai ke pantai ini.
Di ujung muara, bangunan tanggul sungai terlihat rusak dan pecah terkena abrasi serta air pasang. Pantai Pecaron memiliki pasir hitam yang bercampur dengan bebatuan. Ditepi pantai yang lebih menjorok ke laut terdapat gugusan kecil karang.
Setelah puas melihat
pantai Pecaron dan Tanjung Karangbata dikejauhan, kita
bergegas pulang. Saat kita pulang, barulah pos tiket terlihat ada penjaganya. Mungkin beliau baru datang karena sebelumya tidak ada sepeda motor di dekat pos. Perjalanann dilanjutkan pulang ke kecamatan Alian. Perajalanan yang seru
dan menakjubkan. Meskipun jalannya jelek, tapi keindahan Pantai Pecaron mampu
membuat saya ketagihan untuk berkunjung kesana :D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar