Peta dan jalur menuju Watu Lumpang |
Di atas bukit ini
tepatnya di dataran paling timur terdapat sebuah batu besar yang biasa disebut
warga desa Kalirancang dengan sebutan Watu Lumpang. Watu berarti Batu dan
Lumpang berarti wadah berbentuk bejana yang tengahnya cekung yang terbuat dari
kayu atau batu untuk menumbuk padi, kopi, singkong dll. Memang, Watu Lumpang
agak cekung dibagian tengahnya.
Sementara warga desa
Sawangan mengenal batu yang memiliki tinggi 5 meter dan diameter 3 meter ini
dengan sebutan Watu Tekek. Watu berarti Batu dan Tekek berarti Tokek. Bukan
tanpa alasan, batu ini memiliki banyak celah yang dihuni puluhan tekek untuk
bersarang dan berkembang biak. Makanya jangan heran jika banyak ditemui telur
telur tekek yang menempel di dinding batu.
Watu Tekek biasa
dikunjungi remaja remaja sekitar Bukit Pagergeong sebagai tempat refresing
melihat kecamatan Alian dan Kebumen pada umumnya dari ketinggian. Dari atas
sini memang terlihat dataran rendah Kebumen yang luas, garis pantai Samudera
Hindia, Bukit Pagerijo, hingga pegunungan Kebapangan. Rute untuk menuju ke
lokasi ini yakni dari Desa Sawangan.
Jaraknya hanya sekitar 600 meter jika dari Desa Sawangan (garis putus warna kuning). Namun kemiringan medan yang ditempuh cukup terjal. Apalagi jika dari Desa Kalirancang (garis putus warna merah) yang harus melewati tebing curam. Awalnya tempat ini umum disebutkan oleh warga utamanya orang tua yang rutin menjadi pakan kambing (ramban) ke bukit ini. Turun temurun nama Watu Lumpang disebut dan dikunjungi dan kini siapa saja sering berkunjung kesana.
Recommended banget buat
yang ingin kesana dan ingin melihat suasana hutan dan kalen yang jernih juga
beberapa curug kecil, anda bisa melalui Kalisetra di Desa Kalirancang. Ya,
walaupun gak tinggi-tinggi amat tapi lumayan buat latih kekuatan otot kaki
hehehhe. Ohya, Kawasan hutan di Bukit Pagergeong ini memliki 'blok'
sendiri-sendiri loh yang digunakan warga yang mencari pakan kambing.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar