Pantai Menganti |
Pantai Menganti terletak di Desa Karangduwur Kecamatan Ayah Kabupaten Kebumen Jawa Tengah. Pantai ini menjadi salah satu pantai terindah yang ada di Jawa Tengah. Bukan tanpa alasan, Pantai Menganti memiliki pasir pantai berwarna putih. Hal tersebut sangat unik karena sebagian bessar pasir pantai di Jawa Tengah bagian selatan berwarna hitam. Kali ini saya akan menceritakan sedikit tentang Pantai Menganti. Beberapa waktu lalu saya dan saudara saya, Roni, mengunjungi Pantai Menganti untuk kedua kalinya.
Pertama kali menuju Pantai Menganti yaitu saat Hari Raya Idul Fitri 2012. Saya memulai perjalanan pukul 08.00 WIB dari Alian. Sekitar pukul 08.45 WIB saya sampai di Pantai Menganti. Pantai Menganti ini berada dibalik Perbukitan Karst Karangbolong sehingga medan yang ditempuh cukup berat dengan jalaan berkelok, menanjak atau menurun tajam. Bagi anda yang kurang 'lihai' menggunakan kendaraan saya sarankan agar tidak memaksakan membawa kendaraan sendiri. Cukup berbahaya!
Tebing dibibir pantai yang memikat |
Hari itu saya sangat amat tidak beruntung. Pasalnya sesampai di Pantai Menganti hujan turun cukup lebat. Hal terssebut membuat saya 'bete' karena tidak bisa menikmati keindahan Pantai Menganti dengan maksimal. Hari yang masih terlalu pagi itu juga membuat Pantai Menganti tak seramai biasanya. Bahkan tak semua warung-warung belum membuka dagangannya. Sembari menunggu hujan reda, saya putuskan untuk 'ngiyup' di salah satu warung yang tersedia di bibir pantai. Hujan kala itu cukup lama sehingga saya bisa menghabiskan semangkuk mie rebus, tempe mendoan dan teh hangat di warung ''Barokah''.
Hingga waktu menunjukan pukul 09.30 WIB hujan belum mereda. Demikian matahari masih enggan muncul. Air laut masih sangat keruh dan berderu ganas menepi. Namun saya berusaha menikmatinya dengan melihat burung-burung laut yang gigih mencari makan ditepi pantai. Sesekali saya ngobrol ngalor ngidul dengan pemilik warung untuk menghilangkan 'kesedihan'. Barulah sekitar pukul 10.30 WIB langit mulai terlihat terang dan hujan reda. Saya bergegas turun ke pantai yang tepat dibawah warung tersebeut. Merasakan pasir pantai yang ada di Pantai Menganti.
Tebing-tebing di barat Pantai Menganti |
Perjalanan saya lanjutkan menelusi garis pantai Menganti ke barat. Pasir putih kasar masih mulus tak berjejak. Maklum saja tak ada wisatawan maupun nelayan saat itu. Sinar matahari yang malu-malu mengahntarkan saya menuju pantai sebelah barat dari Pantai Menganti. Orang-orang menyebutnya Tebing Bidadari. Tebing yang tinggi, hijau, dan memanjang layaknya dinding raksasa ini membuat saya sangat kagum atas kuasa-Nya. Pepohonan rindang bernanung dibawa tebing tersebut hingga seprti hutan. Rumput-rumput menghijau hingga bibir pantai yang dihiasi batuan.
Tak menyia-nyiakan kesempatan, saya beberapa kali mengambil gambar untuk kenang-kenangan. Pantai Menganti memang sangat indah. Perpaduan segala unsur yang saya rasa lengkap. Di pantai ini terdapat laut, pantai, pasir, batu, tebing, bukit, tumbuhan, manusia, hewan, perahu dan kearifan warga setempat. Hari semakin siang, namun panas tak menyengat setelah hujan. Ombak masih keras menghujam menciptkan kabut di sepanjang pantai. Roni asyik memunguti fosil-fosil laut sementara saya sibuk menganmbil gambar. Suasana sangat sepi akan manusia. Hanya seorang pemancing yang sangat berani mengadang ombak pantai selatan. Sesekali seliweran pencari rumput menggunakan sepeda motor.
Tebing Bidadari |
Pantai Menganti sangat potensial dijadikan tempat wisata unggulan. Namun sayang seperti kebanyakan obyek wisata di Kebumen sepertinya masalah sampah masih menjadi masalah yang belum terpecahkan. Di beberapa tempat terutama di sekitar TPI, warung-warung dan tempat parkir saya menemukan tempat pembuangan sampah yang tak layak sehingga sampah berceceran dimana-mana. Penataan sejumlah warung yang ada di Pantai Menganti juga terkesan amburadul (kurang rapi) sehingga kurang enak dilihat.
Pantai Menganti jangan dikotori dengan sampah jika tak ingin senasib dengan pantai lainnya yang ada di Kebumen. Sebut saja dua pantai yang pernah menjadi primadona, Pantai Ayah dan Pantai Petanahan. Pantai-pantai tersebut 'pada masanya' merupakan primadona, namun banyak sampah yang ada di tempat tersebut membuat wisatawan enggan mengunjunginya lagi. Alhasil pantai tersebut ditinggaalkan dan terbengkalai 'kotor'.
Pantai Menganti bagian barat dihiasi batu-batu |
Pihak pengelola harus mengedepankan kebersihan dan kealamian pantai. Karena apa? Wisatawan saat ini lebih suka hal hal yang berbau 'alami' mereka datang ke Pantai Menganti untuk mencari apa yang tak bisa ditemui di daerah 'modern'. Saya sangat berharap pengelola dan wisatawan bisa menjaga kebersihan di Pantai Menganti.
Ohya, saat itu saya tidak membayar tiket masuk karena masih pagi dan tak ada penjaga di loket tiketnya. Setelah puas dengan keindahan Pantai Menganti, saya bergegas pulang. Alasan lainnya yaitu HP saya yang sudah 'drop' kedua-duanya. Jujur saja saya masih ingin berlama-lama di Pantai Menganti tetapi ya sudahlah, masih banyak waktu untuk bisa ke Pantai Menganti lagi. Dan semoga suatu saat saya bisa mengunjungi tempat ini lagi bersama orang-orang tersanyang, keluarga, sahabat, pacar atau istri. Amin :D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar