Membicarakan tradisi, sangat salah jika kita harus melupakannya.
Di zaman serba modern saat ini, tradisi asli leluhur dan Indonsesia pada
umumnya sudah mulai luntur. Tak terkecuali di desa saya. Sudah tau kan ya? Desa
Kalirancang, Kecamatan Alian, Kabupaten Kebumen. Di desa saya atau tepatnya Dukuh
Kalisetra ada tradisi bernama ''Moganan''. Moganan adalah
salah satu tradisi atau acara tradisional yang rutin dilaksanakan setelah masa
panen padi usai. Ya, tradisi ini menggambarkan kehidupan petani yang mesebagai
ucapan terima kasih kepada Tuhan YME atas keberhasilan panen petani.
Selanjutnya petani dan seluruh warga berkumpul di lapangan desa untuk didoakan dan
Lambat laun tradisi tersebut mulai ''dimodifikasi'. Seperti dihilangkannya
Dan, makin kesini tradisi itu nyaris tak diselenggarakan lagi. Selain tradisi moganan ada lagi tradisi lainnya yang masih bertahan. Yakni, ''Amin-amin'' tradisi ini nyaris dilaksanakan tiap bulan dirumah kaum (sesepuh (tokoh) agama). Sama seperti Moganan, warga harus membawa makanan berupa nasi putih tumpeng lengkap dengan lauk pauk-nya. Di beberapa bulan tertentu makanan tersebut dilengkapi dengan ''Unusan''. Unusan ini berupa ayam goreng yang ditusukan ke bambu yang sebelumnya sudah dibagi menjadi lima bagian dalam satu ruas bambu.
Pokoknya persis seperti telapak tangan manusia. Entah memang filosofinya diambil dari situ atau bukan saya kurang tau. Ibaratnya setiap jari ditusukan ayam goreng lima buah. Jadi semuanya 25 buah. Namun kali ini makanan harus dibawa oleh pria atau kepala keluarga. Di rumah kaum tersebut akan diadakan doa-doa (yang islami tentunya). Dan warga percaya nasi atau makanan yang sudah didoakan akan membawa berkah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar