Sama seperti diatas, bukit ini bukan sebuah tempat wisata. Bukit Steling berada di Kelurahan Selili, Kecamatan Samarinda Ilir. Lokasinya berada di tepi kota lhoh. Untuk menjangkaunya direkomendasikan melalui Jl. Lumba-lumba. Setelah itu harus tracking dengan medan yang menantang dan terjal untuk sampai diatas Bukit Steling. Entah dari mana asal muasal nam ini, beberapa orang juga menyebutnya dengan nama Bukit Steleng. Di atas bukit berketinggian 100 m/dpl ini terdapat sebuah tanah yang cukup lebar dengan vegetasi ilalang, tidak seperti di sebelah timurnya yang berupa hutan dengan pepohonan lebat. Sama seperti Bukit RCTI, bukit ini juga merupakan hasil dari adanya Sesar Naik yang serah lurus TL-BD dengan Bukit RCTI sebelum terpotong oleh aliran Sungai Mahakam. Dari atas sini pemandangan yang disajikan berupa pemandangan Kota Samarinda yang terbelah Sungai Mahakam. Kepadatan pemukiman penduduk lengkap gedung tingginya bisa disaksikan dari atas ini. Moment pas untuk menikmati pemandangannya adalah saat Sunset datang dan saat Malam hari. Kenapa malam hari? Lampu kelap kelip dari penjuru kota sangat indah dipanjang. Saat kesini usahakan bersana warga lokal atau teman yang sebelumnya sudah pernah ke bukit ini.
|
Sumber tertera |
Nah, kalau satu ini merupakan obyek wisata andalan Kota Samarinda. Desa Budaya Pampang berada di Dusun Pampang, Kelurahan Sungai Siring, Kecamatan Samarinda Utara atau sejauh 23 Km dari pusat Kota Samarinda. Desa Budaya Pampang diresmikan pada Juni 1991 oleh Gubernur Kalimantan Timur saat itu yakni HM Ardan. Hal tersebut lantan desa ini merupakan pusat Suku Dayak di Samarinda. Mereka berasal dari Suku Dayak Kenyah dan Apokayan. Mereka pindah ke Samarinda dari Malinau serta Kutai Barat di tahun 1960an. Alasan pindah nya sangat menyentuh hati, karena nasionalisme (Klik:
Sejarah Desa Budaya Pampang ). Di desa ini wisatawan bisa menikmati tarian tradisonal khas Suku Dayak setiap hari Minggu di rumah adat Suku Dayak yang disebut Lamin Adat Pamung Tawai. Rumah adat yang megah ini penuh ukiran indah khas Suku Dayak dan terbuat dari kayu ulin. Indah banget.....
11. Kampung Tenun Samarinda
|
Sumber tertera |
Salah satu yang khas di Kota Samarinda adalah kain tenunnya, termasuk Sarungnya. Kampung Tenun Samarinda berada di Kelurahan Mesjid dan Keluarahan Baqa, Kecamatan Samarinda Seberang. Nama kelurahan Mesjid ini diambil karna disini terdapat sebuah Masjid tertua di Kota Samarinda yakni Masjid Shiratal Mustaqiem. Di kedua Kampung Tenun Samarinda ini selain bisa membeli kain tenun juga bisa melihat proses pembuatannya. Proses pembuatannya pun masih tradisonal dengan alat yang tradisonal bernama ''Gedokan''. Menurut vivaborneo.com, kerajinan kain tenun ini dibawa oleh pendatang Suku Bugis dari Pulau Sulawesi yang bermukim di tepian Sungai Mahakam. Hingga kini dilakukan terus menerus dan turun temurun. Kampung Tenun Samarinda bahkan sudah dikunjungi orang penting, dari Puteri Indonesia hingga Istri Mantan Wapres Boedinono, Ny. Herawati Boedinono. Di sini juga terdapat Rumah Cagar Budaya yang menampilkan hasil kerajinan tenun, seperti sarung Samarinda dan Ulap Doyo (pakaian pedalaman Kalimantan Timur). Keren yak...
12. Masjid Islamic Center Samarinda
|
Sumber tertera |
Wisata satu ini merupakan wisata religi yang tak boleh dilewatkan kala berkunjung ke Kota Samarinda. Masjid Islamic Center Samarinda atau Masjid Baitul Muttaqien adalah masjid terbesar di Kalimantan yang berada di Kelurahan Teluk Lerong Ulu, Kecamatan Sungai Kunjang. Berada di Jl. Slamet Riyadi, masjid megah ini menyambut siapa saja yang sedang berkunjung ke Kota Samarinda. Lokasinya pun berada di sekitar tepian Sungai Mahakam beserta tamannya yang indah. Jika sore datang beberapa sudut komple masjid digukan warga untuk menunggu petang dengan bersantai dengan keluarga atau berolahraga sekedar
Jogging. Masjid ini memiliki 7 menara dengan menara utama setinggi 99 meter, berarti asmaul husna. Menara utama ini terdiri dari 15 lantai dengan tinggi 6 meter di setiap lantainya. Masjid dengan luas 43.500 meter persegi ini berdaya tampung 10.000 jamaah dan menjadi yang terbesar keempat di Indonesia. Masya Allah......
13. Masjid Shiratal Mustaqiem
|
Sumber tertera |
Satu lagi wisata religi yang dibahas. Adalah Masjid Shiratal Mustaqiem berada di Kelurahan Mesjid, Kecamatan Samarinda Seberang. Masjid Shiratal Mustaqiem merupakan masjid tertua di Kota Samarinda karena dibangun pada tahun 1881 dan diresmikan tahun 1891 (Selengkapnya:
Sejarah Masjid Shiratal Mustaqiem ). Masjid yang merupakan cagar budaya ini memiliki luas bangunan 625 meter persegi dengan satu menara setinggi 21 meter. Menara itu berada tepat di belakang kiblat Masjid. Pada bagian tengah bangunan utama terdapat 4 kolom utama. Seluruh bangunan masjid di kawasan tepi Sungai Mahakam ini terbuat dari Kayu Ulin serta memiliki arsitektur yang indah dan unik. Menurut informasi gaya arsitektur menara masjid mengadopsi gaya arsitektur Yaman tergabung dengan Cina. Namun demikian jika dilihat detail masih terdapat bentuk ukiran Kutai. Masjid ini didominasi warna kuning, hijau, putih dan hitam. Masjid yang indah.....
14. Waduk Benanga
|
Sumber tertera |
Waduk Benanga lengkap dengan bendungannya merupakan sebuah waduk yang berada di Dusun Joyomulyo, Kelurahan Lempake, Kecamatan Samarinda Utara. Waduk Benanga dibangun dengan membendung Sungai Karangmumus yang melintas diwilayah tersebut. Waduk ini sangat mudah dijangkau karena dekat dengan pusat Kota Samarinda, sekitar 10 Km. Waduk berumur lebih dari 30 tahun ini mendapatkan suplai air dari daerah Aliran Sungai (DAS) Lempake seluas 192.329 Km persegi. Sejumlah sungai yang ada didalamnya adalah Sungai Siring, Sungai Pampang Kiri, Sungai Pampang Kanan, Sungai Lobang Pitang, Sungai Lantung, Sungai Binangat, Sungai Selindung, Sungai Tanah Merah. Luas waduk ini sekitar 180.000 meter persegi dengan kedalaman sekitar 3-4 meter. Namun kini Waduk benanga seperti terancam dengan tumbuhnya pemukian dan tambang di wilayah hulu Sungai Karangmumus. Selain sampah yang terbawa, sedimentasi tinggi bisa memperpendek waduk ini. Selain untuk keperluas warga, pengendali banjir Kota Samarinda, waduk ini juga untuk wisata. Tentu saja dengan pemandangan waduk yang luas dan hijau ditepinya. Moment terbaik berkunjung kesini adalah saat musim hujan karena air akan limpas.
15. Penangkaran Buaya Makroman
|
Sumber tertera |
Penangkaran Buaya Makroman berada di Jl. Penangkaran Buaya, Desa Makroman, Kecamatan Sambutan atau berjarak 17 Kilometer berkendara. Buaya buaya yang tangkarkan disini adalah buaya supit, buaya muara dan buaya siam. Tentu akan menjadi wisata tantangan karena harus bisa melihat buaya buaya dalam jarak yang dekat. Tempat ini sangat mudah dijangkau baik dengan roda dua maupun empat. Kondisi jalananya pun sangat mendukung, bagus.
16. Rumah Adat Toraja
|
Sumber tersera |
Masih di Jl. Penangkaran Buaya, Desa Makroman, Kecamatan Sambutantak jauh dari Penangkaran Buaya Makroman juga baru-baru ini diresmikan semacam Rumah Adat Toraja. Sehingga akan ditemui rumah-rumah adat Khas Suku Toraja, Sulawesi Selatan. Ada tiga bangunan, satu merupakan bangunan utama dan terbesar berupa Tongkonan serta dua lainnya merupakan rumah lumbung padi atu disebut Alang Sura. Terdapat juga patung kerbau. kerbau memang sangat identik dengan Suku Toraja ya. Selain itu juga ada Kebun Buah Naga, pemancingan, gazebo dan ruang pertemuan. Tempat ini sangat mudah dijangkau baik dengan roda dua maupun empat. Kondisi jalananya pun sangat mendukung, bagus.
17. Tjiu's Palace Sambutan
|
Sumber tertera |
Tjiu's Palace Sambutan berada di Jl. Sultan Sulaiman, Dusun Pelita 6, Kelurahan Sambutan, Kecamatan Sambutan atau berjarak 8 Km dari pusat Kota Samarinda. Lokasinya tak jauh dari Jemnatan Jalan Lingkar Luar Samarinda atau ''Samarinda Outtering Road''. Sebuah jalan lingkar yang dibangun untuk menghubungkan Jemnatan Mahkota 2 dengan, Bandara Baru Samarinda dan wilayah Kota Samarinda. Tjiu's Palace Sambutan merupakan tempat pemancingan umum serta danau buatan. Danau tersebut lengkap dengan perahu kayuh yang lucu-lucu. Tak lupa kereta mini yang mengitari danau. Atau yang ingin berenang disediakan pula kolam renang indoor. Pemandangan taman taman yang cantik juga bisa untuk berfoto ria. Tjiu's Palace Sambutan memang direkomendasikan untuk wisata keluarga. Ayo pahhhh, piknik.....
18. Lembah Hijau Samarinda
|
Sumber tertera |
Lembah Hijau Samarinda merupakan sebuah tempat wisata yang berada di Desa Tanah Merah, Kecamatan Samarinda Utara, tepatnya di Jl. Samarinda-Bontang. Tempat wisata ini menyediakan wahana outbond, camping ground, pemancingan, permainan air softgun. Tentu saja semua itu dipadukan dengan konsep replika hutan. Sehingga suasananya sangat asri dan sejuk. Ditambah lokasinya yang berada di perbukitan serta dekat dengan Kebun Raya Unmul Sejumlah fasilitas pendukung tersedia disini cukup baik. Lembah Hijau Samarinda sangat cocok untuk wisata keluarga dan anak-anak maupun komunitas. Ceklis bu......
19. Kebun Raya Unmul
|
Sumber tertera |
Kebun Raya Universitas Mulawarman atau Kebun Raya Unmul merupakan obyek wisata bernuansa pendidikan atau Eduwisata yang berada di di Jl. Samarinda-Bontang, Desa Tanah Merah, Kecamatan Samarinda Utara. Kebun Raya Unmul tepat berada setelah Obwis
Lembah Hijau Samarinda lhoh. Luas Kebun Raya Unmul adalah 300 hektar. Lahan tersebut diserahkan oleh salah satu perusahaan kepada Rektor Universitas Mulawarman Samarinda, lalu digunakan untuk kegiatan mahasiswa menjadi hutan konservasi. Didalamnya terdapat berbagai jenis flora dan fauna. Setidaknya 24 jenis fauna yang dilindungi dan banyak jenis flora terutama flora khas hutan hujan Kalimantan. Salah satunya yang mencuri perhatian adalah Anggrek Hitam. Naumn untuk flora Kebun Raya Unmul 2015 lalu kehilangan orang utannya karena harus diserahkan ke BKSDA Kaltim. Sehingga bisa dikatakan daya tarik tempat wisata ini berkurang. Berbagai fasilitas penunjang diberikan seperti permainan anak-anak, danau buatan, outbond, gazebo, kolam pemancingan dan museum kayu.
20. Air Terjun Tagur Tinggi
|
Sumber tertera |
Entah tempat wisata ini masih ada atau tidak. Air Terjun Tagur Tinggi berada di Dusun Tagur Tinggi, Kelurahan Lempake, Kecamatan Samarinda Utara. Lokasinya sangat dekat dengna pusat Kota Samarinda naum mini sudah tak terdengar lagi pesonanya. Air terjun ini memiliki tinggi sekitar 10 meter. Usut punya usut, Obwis Air Terjun Tagur Tinggi sudah ada sejak tahun 1985-an, lalu mulai dilupakan sejak 1990an dan ''punah'' tahun 2000-an, miris. Sejak saat itu tak ada wisatawan lagi dan jalan menuju lokasi tak terurus. Air terjun ini juga berada di kasawan tangkapan air/ aerah Aliran Sungai (DAS). Masyarakat memanfaatkannya untuk pertanian dan keperluan sehari hari. Air terjun ini sebenarnya sangat indah karena memiliki formasi yang sempurna, vertikal, Plunge. Namun makin hari debit airnya terus turun meski warga sudah berusaha menjaga DAS disekitarnya. Disekitar Air Terjun Tagur Tinggi dikelilingi pepohonan yang rindang khas Kalimantan dan juga terkenal dengan anggrek hitamnya lhoh. Sayang sekali ya.....
OH...
BalasHapus