Kamis, 19 Maret 2015

Awas! Kalirancang Rawan Tanah Longsor

Peta sederhana Topografi Desa Kalirancang
Judulnya ngeri ya pak/bu/mas/mbak? Bukan ngeri  sebenernya atau menakut-nakuti, saya memang disini ingin memberikan informasi sebenarnya. Sehingga masyarakat Kalirancang menjadi peka terhadap bencana alam terutama tanah longsor di sekitar lingkungannya. Tentunya masih ada banyak alasan lain yang membuat saya menulis judul demikian.

Dalam peta rawan gerakan tanah yang dikeluarkan Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menempatkan Desa Kalirancang di wilayah dengan zona pergerakan tanah menengah hingga tinggi. Kondisi geografis Desa Kalirancang yang berada di lembah dan perbukitan utara Kebumen membuat lahan di wilayahnya memiliki lereng terjal. Lereng terjal adalah salah satu 'peran utama' bencana tanah longsor. Meski demikian hanya sebagian besar wilayah Desa Kalirancang masuk zona pergerakan tanah menengah lainnya masuk zona rendah. Sedangkan zona gerakan tanah tinggi berada di sepanjang lereng barat laut Bukit Pagerijo atau diatas Dusun Kedungsemut Wetan hingga Gupit.

Tanah longsor yang menutupi jalan di Dusun Kedungsemut Kulon
Disitulah PVMBG memberikan warna merah yang artinya disitulah wilayah yang rawan pergerakan tanah tinggi. Hal itu didasarkan dengan kemiringan lahan diwilayah itu yang melebhi 50 derajat, termasuk agak terjal. Beruntung komposisi tanah di Desa Kalirancang tidak memiliki tanah lempung berketebalan tinggi. Ingat, tanah lempung adalah media gelincir yang mengakibatkan tanah longsor apling manjurrrrr.

Selain itu sejumlah tempat lainnnya yang rawan longsor adalah di lembah lembah kecil seperti Dusun Kalisetra yang memiliki struktus lahan terasiring membentuk pola 'V' dengan sungai ditengah lembah. Beberapa kejadian tanah longsor kecil pernah terjadi di Dusun Kalisetra yang padat penduduk. Titik lainya ada di lereng utara Bukit Sanggar yang memanjang sepanjang jalan dari Gardu Dusun Kalisinan hingga Dusun Kalikudu Lor dan melintasi sekitar Pemandian Air Panas Krakal. Tanah dan batuan yang tersusun adalah tuff (Endapan abu gunung berapi) dan napal yang rapuh. Kemiringannya pun sangat terjal terutama di Dusun Kalisinan. Longsor telah terjadi di wilayah ini tepat pada tebing diatas gardu pos ronda Dusun Kalisinan yang mengakibatkan ,aterialnya mengalir ke jalan raya dan jalan alternatif di dusun tersebut.

Kemudian kejadian pada 23 November 2014 lalu dimana dua titik longsoran tebing dipinggir jalan raya memutus akses jalan vital di Desa Kalirancang berjam jam. Diantaranya di Dusun Kedungsemut Kidul dan Kalikudu. Di Dusun Kedungsemut Kidul longsoran menutupi akses Jl. Pemandian Timur di ruas Jatigede. Lalu di Dusun Kalikudu longsoran tebing menutupi Jl. Pemandian Barat dengan panjang 10 meter dan tinggi material 3 meter. Longsoran ini memaksa warga di 10 rumah terdekat diungsikan. Di Dusun Kalikudu, aktivitas pergerakan tanah bahkan bisa dilihat kasat mata. Di beberapa ruas jalan kerap rusak beruapa retak dan ambles ke sisi barat.

Longsor di Dusun Kalikudu. Sumber: www.kebumenews.com
Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) pernah mencatat kejadian pergerakan tanah di desa kalirancang. 3 titik di lerenga warga desa dusun Kalisetra, 1 titik di tebing pinggir Sungai Kedungbener di Dusun Kedungsemut Wetan dan 2 titik di Dusun Kalikudu. Jadi, sebaiknya kita waspada dengan tanah longsor, caranya?

Dengan mengenali ciri ciri tanah longsor seperti muncul retakan melengkung diatas tebing atau bukit, muncul banyak mata air mendadak, mata air menjadi keruh, pohon atau rumah yang miring mengikuti arah tebing. Jika melihat tanda tanda tersebut sebaiknya segera menyingkir dan melaporkan ke pihak kelurahan.

Oke trims sudah mau membaca :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar