Kamis, 19 Maret 2015

Bertemu 'Badai' di Pantai Pecaron

Hallo, kembali lagi nih saya nulisnya. Hari minggu yang cerah di Kota Samarinda. Seperti biasa cuma bermalas-malasan di kantor. Namun tiba-tiba saya ingat perjalanan saya dengan saudara saya Roni (kita) ke Pantai Pecaron pas lebaran kemarin.

:( Pantai Pecaron itu dimana sih?
:) Di Desa Srati kecamatan Ayah Kebumen
:( Lha, kapan om balik kampung?
:) Kan saya sudah bilang diatas, PAS LEBARAN kemarin 

Kita mengunjungi Pantai Pecaron setelah pulang dari Pantai Menganti (tetanggaan nih pantai kan). Pantai Pecaron atau nama terkenalnya Pantai Pecaron INDAH! Tapi jujur sih lebih suka nama Pecaron saja daripada ada nama INDAH di belakangnya. Kesannya jadi tidak alami dan terlalu pasaran. Pintu masuk Pantai Pecaron dari jalan raya Ayah - Karangbolong berada di kiri jalan jika kamu berkendara dari arah Pantai Karangbolong dan kanan jalan jika kamu dari arah Pantai Ayah atau Pantai Menganti.

Ada satu jalan masuk sejenis gang di tepi kelokan tajam dan naik. Jika saya gak salah di sebelahnya terdapat  warung/toko yang juga tempat untuk tempat Foto Copy. Tidak usah bingung, diatas gang tersebut ada petunjuknya yakni ada spaduknya 'gede' bertuliskan ''Welcome to Pantai Pecaron INDAH''. Tapi waktu itu saya juga bingung hahahhahahaha. Karena bingung dan tidak yakin berapa jauh rute menuju pantainya, saya bertanya dengan si empunya toko yg sudah tua.

Saya: Pak, Pantai Pecaron berapa jauh dari sini?
Dia: Gak sampai satu kilo(meter) mas.
Saya: Disana ada tempat parkirnya?
Dia: Ada, jalannya sampai pantai.
Saya: Terima kasih pak
Dia: Oke, you're welcome. 
Saya: ???????? #heran

Kemudian saya dan Roni masuk ke gang menurun tersebut. Dan saat itu tahun 2013 jalannya jelek banget broh (ga tau sekarang). Jadi jalannya itu sisa aspal yang sudah pecah dan mengelupas terutama di rute-rute awal. Di beberapa titik malah batuan + turunan. Meski sempat slip roda motor saya akhirnya saya memutuskan untuk turun dan jalan kaki menuruni jalan. Setelah jalan datar kita melanjutkan perjalanan membelah perkampungan Desa Srati. Karena habis hujan juga, jalanan jadi becek dan 'grunjal-grunjul'. Tapi sepanjang jalan itu ditemani aroma gula jawa yang semerbak wangi.

Setelah melewati perkampungan dan semakin ke selatan, jalan makin mulus namun sempit. Dan kita temukan pos pemungutan tiket. Tapi kemana orangnya?? Karean tidak ada penjaganya, kita bablas saja makin ke selatan. Pemandangan berubah dari perkampungan menjadi perkebunan dan bukit tinggi menjulang dengan sungai yg ciamik di tengah lembah (Jadi jalannya itu di antara dua perbukitan). Di beberapa titik jalan tertutup longsoran, maklum habis hujan. Pemandangan yang amat menakjubkan menurut saya. Bukit itu tinggi menjulang. Perbedaan yang kontras dengan dalamnya lembah di bawahnya. Jadi kemiringan lereng bukit tersebut memang sangat terjal. Setelah menembus lahan yg juga dipenuhi ilalang akhirnya kita melihat laut dan suara debur ombak.

Jalan beraspal yang sepit tadi segera terputus dan menyambung ke jalan pasir basah setelah diguyur hujan. Terdapat bangunan  disana yang kosong dan sepi. Bangunannya mirip pelalangan ikan yang mangkrak. Puluhan pohon kelapa dengan peralatan mengambil nira bergelantungan menjadi pemandangan pertama yang dilihat dan sekaligus paling diingat. Kemudian kita memarkirkan sepeda motor di dekat bangunan tadi. Sempat bingung dan takut dengan keamanannya tetapi syukurlah ada petani nira sedang beraktivitas. Setelah memarkirkan sepeda motor kita kemudian bergegas ke area Pantai.

Sama seperti saat ke Pantai Menganti, kondisi Pantai Pecaron juga usai dilanda hujan deras dan disini sedang badai karena angin laut bertiup sangat kencang hingga membawa bulir bulir air ke daratan. Pemandangan tak begitu jelas karena ''hujan lokal'' tadi. Hanya ada empat orang disana yangs edang berkunjung. Pantai Pecaron ini memiliki muara sungai, yakni Sungai Watugemulung. Bekas-bekas air pasang sangat jelas terlihat dengan banyaknya sampah organik maupun non organik yg terbawa sungai ke pantai ini. Di ujung muara, bangunan tanggul sungai terlihat rusak dan pecah terkena abrasi serta air pasang. Pantai Pecaron memiliki pasir hitam yang bercampur dengan bebatuan. Ditepi pantai yang lebih menjorok ke laut terdapat gugusan kecil karang. 

Setelah puas melihat pantai Pecaron dan Tanjung Karangbata dikejauhan, kita bergegas pulang. Saat kita pulang, barulah pos tiket terlihat ada penjaganya. Mungkin beliau baru datang karena sebelumya tidak ada sepeda motor di dekat pos. Perjalanann dilanjutkan pulang ke kecamatan Alian. Perajalanan yang seru dan menakjubkan. Meskipun jalannya jelek, tapi keindahan Pantai Pecaron mampu membuat saya ketagihan untuk berkunjung kesana :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar